Bertemankan letupan gaduh berwarna-warni di atas atap pembakar uang.
Di sinilah aku memaknai kesendirianku.
Aku cemburu.. tidak, aku iri.
Iri pada kalian yang bertautan.
Adakah beda antara cemburu dan iri?
Cemburu menjelaskan perasaan ingin untuk mendapatkan sesuatu yang orang lain miliki, karena menganggap miliknya kurang.
Intinya, dia memiliki, hanya dia tidak puas pada miliknya.
Iri mejelaskan perasaan ingin untuk mendapatkan sesuatu yang orang lain miliki, karena ia memang tidak pernah punya miliknya sendiri.
Intinya, dia tidak memiliki, sampai kapan pun, dia hanya bisa mengingini.
Karena itu, cemburu berobat, sementara iri beracun.
Egois kamu.
Aku hanya bisa puas pada fungsiku sebagai peneman bukan pendamping.
Tapi egois aku.
Jika aku memaksakan fungsiku yang semata-mata hanya peneman untuk dijadikan pendamping.
Coba ku endus udara mencari tanda keberadaanmu, nihil.
Aku rindu ketika aku mengakukan kamu, dan kamu mengkamukan aku.
Mungkin kamu berjengit, ini memang keputusanku.
Bukan keputusan untuk berkata tidak, tapi keputusan untuk mengangguk pada penundaan.
Ini sesuatu yang prinsipil.
Entah kapan tiba waktuku, maka selama itulah aku memanggul prinsip ini.
Memanggul hasil dari bersendiri.
Rabu, 01 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar