Dikenakannya Rolex warisan sang ayah di pergelangan tangan.
Warisan, bukan berarti ayahnya sudah meninggal.
Tapi bekas, ayahnya, diturunkan menjadi milik Rhino secara paksa.
Secara paksa, karena tadinya Rhino hanya mengenakannya dengan alasan meminjam.
Namun, lama-lama dijadikannya jam tangan itu hak miliknya.
“Ma, Rhino berangkat, ya…”
Ucap Rhino sambil lalu, ketika melewati ruang makan.
Ia tahu sang ibu sedang sibuk bercakap dengan Om Theo, kakak ibunya.
“Iya, hati-hati ya, Bang!” ujar Mama.
“Pa Theo, pergi dulu ya…” kali ini pamitnya ditujukan kepada sang paman.
“Ati-ati ya, Bang!”
Abang. Panggilannya di rumah, karena memiliki ayah dari Sumatra, dan karena 11 tahun lalu, statusnya bukan lagi anak tunggal, melainkan anak sulung, semenjak Thirza, adiknya, lahir.
Sejak saat itu, nama Rhino bukan lagi Rhino, tapi abang.
Kalaupun orangtuanya tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan nama, biasanya nama panjangnya yang diucapkan, Zacrhino Tjakraditya.
Biasanya ini terjadi kalau Rhino sedang kena omel, dinasihati, atau hendak disuruh melakukan sesuatu.
Hari ini hari pertamanya bekerja, setelah libur seminggu Lebaran. Akhirnya.
Antara enggan dan bersemangat, itu yang Rhino rasakan.
Enggan, karena masih ingin menggauli kasur di kamarnya lebih lama lagi.
Enggan, karena masih kuat niatnya untuk bermalasan di rumah.
Bersemangat, karena tidak betah ia bermalasan di rumah terlalu lama.
Bersemangat, karena akhirnya ia punya aktifitas lagi.
Aktifitas yang membuat ia hidup, yang memaksa pikirannya berjalan, yang memaksa instingnya bekerja, yang memaksa tubuhnya berfungsi secara maksimal.
Baru sampai ia di kantornya. Baru duduk melepas cardigan yang ia kenakan
Baru hendak mengambil tisu untuk mengelapi layer komputernya yang seminggu tak terjamah.
Intro “Cozy in the Rocket” milik PSAPP, yang menjadi opening song untuk serial TV Greys Anatomy, terdengar lirih dari selularnya, menandakan ada sebuah pesan singkat yang masuk, berjejalan dengan seribu sekian SMS lama yang masih disimpannya di dalam inbox.
From: Stanisha (+628178*****)
He doesn’t enjoy this game.
Huff, too early for a curhat session.
Tapi apa mau dikata, saudaranya butuh bantuan.
Butuh telinga setidaknya.
Entah kenapa, semua orang yang ada di dalam inner circle-nya, when it comes to relationship, pasti cerita ke Rhino.
Padahal Rhino sendiri pacaran saja belum pernah, bukan karena tidak laku, it’s not by default, selalu begitu argument pembelaan Rhino, tapi karena Rhino belum mau.
Baginya karir dan kemapanan adalah yang pertama, tidak, sebelumnya ada gelar sarjana dulu yang harus dicapai.
Pacar, itu kebutuhan ke sekian, dari daftar skala prioritasnya.
Baginya, pacaran itu kalau bisa hanya sekali, pacarnya nanti, ya calon istrinya juga.
Itu prinsipnya. Dia tidak ingin membuang-buang waktu, tenaga, dan masa mudanya dengan melabuhkan cintanya ke berbagai jenis perempuan.
Dia ingin menjaga keutuhan hatinya, demi “the ultimate one”-nya nanti.
Stanisha kepala batu memang.
Mana bisa jadian sama orang hanya via chatting di MSN?
Walaupun orang itu temannya sejak SMP.
Kata Stanisha, ini hanya sebuah permainan.
Maka nasihat Rhino waktu itu agar Stanisha mengontrol ekspektasinya, jangan mengharapkan lebih, dan jangan main hati, karena ini semua hanya permainan.
To: Stanisha (+28178*****)
What makes you think like that?
Rhino menggunakan pendekatan bertanya, ketimbang menuding.
Ketika orang sedang bermasalah, menuding bukan hal yang dianjurkan, itu hanya akan membuat si empunya masalah semakin pusing dan akhirnya bersikap defensif kemudian menjaga jarak.
Rhino bisa saja menggunakan ini sebagai momen, “See-i-told-u!”
From: Stanisha (+628178*****)
Cuz I involved my heart in this game.
To: Stanisha (+628178*****)
Ya pantesan. Buat cowo, yang namanya permainan itu kan more like physical stuff, kayak tanding 3on3 atau, tanding futsal. Atau lebih ke logical, seperti mikirin strategi mengalahkan lawan di game PlayStation. Too bad, none of those involves heart. Poor you.
From: Stanisha (+628178******)
Thanks.
Senin, 06 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar