Rabu, 12 September 2007

Jussar Badudu, Bijak.

Waduh .. Paman Jacko kembali beraksi dengan sermonnya yang sangat menampar.
Gila .. si Om Uce tuh kalo khotbah simple tapi nampol banget .. contohnya2 tuh real banget .. bravo .. praise God.
Sermonnya keren banget, sperti biasa klo ada sermon keren gw pasti post di blog ini.
Kalo kepanjangan atau bosen bacanya silahkan copy ke word .. atau klo mau gampang beli aja CDnya di Insight Store kalo udah ada.

-BIJAK-

Usia seperti kalian para Oxygeners, teenagers, early 20, pasti begitu banyak menghadapi yang namanya kesempatan atau keinginan yang datang dalam hidup.

Keinginan atau kesempatan ini mungkin sifatnya baru, baru pertama kali dalam hidup .. dan biasanya pertanyaan yang keluar ketika kita dihadapkan pada sesuatu yang sifatnya pertama kali atau baru dalam hidup adalah “Boleh apa enggak?” “Benar atau salah saya mendapat kesempatan yang baru ini?” Mungkin paling gampangnya soal pacaran. Mungkin ada di antara kalian yang baru kenal yang namanya pacaran. Kalian yang baru dalam hal berpacaran lantas bertanya, “Pilih pacar yang bener itu gimana, sih? Gaya pacaran yang benar itu gimana, sih?”
Atau yang ekstrim, misalnya rokok. “Boleh apa enggak sih ngerokok? Kayaknya Alkitab enggak pernah nulis soal rokok, deh.” Atau, “Ngeliat internet sejauh mana sih yang diperbolehkan?”
Atau enggak yang simple aja .. misalnya kalian dihadapkan pada pilihan ‘A atau B’. “Pilih yang mana, ya? Yang bener yang mana ya, A atau B?”

What I’m trying to say is .. saya ingin kita di tahun yang baru ini, saya ingin kita belajar bagaimana caranya memilih sesuatu yang tentunya menguntungkan buat kita. Dengan lain kata, yang tidak merugikan kita.

Instead of kita tanya ‘boleh atau enggak’. Instead of kita nanya, ‘yang mana yang bener yang harus kita ambil’. Lebih baik menurut saya, kita punya pertanyaan seperti ini .. “Bijaksana ga saya mengambil keputusan ini?”

Efesus 5:15-17.
5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Ada 3 jenis perilaku yang disebut di situ
1. Janganlah seperti orang bebal.
2. Tetapi seperti orang arif. Atau dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari, orang bijak.
3. Janganlah kamu bodoh atau goblok. Sesuai dengan moto gereja kita, Dilarang Goblok.

Selain 3 kata tadi, bebal, arif, dan bodoh. Ada juga bagian yang enggak kalah penting yaitu, “Perhatikanlah dengan saksama.” Dalam bahasa inggrisnya disebut, “Be careful. Be very careful.”
Ayat ini juga bilang, “pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini jahat.”
Hari-hari yang jahat itu kapan? Sejak ayat tadi ditulis sampai sekarang. Bahkan kebenarannya adalah, dunia ini semakin jahat setiap harinya. Dunia ini jahat sejak Adam dan Hawa bikin dosa sampai sekarang.
Dan kejahatan dunia itu bisa menghancurkan tubuh kita, jiwa kita, hubungan kita, dan karakter kita. Meskipun 1 Yohanes 5:19 berkata, “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” Meskipun kita sudah lahir baru, kita sudah terima Yesus, sayangnya kita tetap tinggal di dunia yang jahat ini. Dunia yang dikuasai sama si jahat.

Makanya kalau kita ingin bepergian, mau jauh atau dekat, orang yang kita tinggalkan pasti bilang Titi DJ! Hati-hati di jalan, take care, be careful. Tapi untuk kita menjadi hati-hati saat kita dalam perjalanan, itu sepenuhnya keputusan kita. Karena mau berapa banyak orang bilang hati-hati, tapi kalo kitanya enggak mau hati-hati ya percuma. Dan untuk membekali keputusan kita untuk berhati-hati, kita harus antisipasi terlebih dahulu sebelum kita melakukan perjalanan, sebelum kita memutuskan untuk berhati-hati. Untuk apa kita perlu antisipasi? Karena sehati-hati apa pun kita, kita tetap tidak akan tahu apa yang ada, yang menanti di depan kita. Even satu detik yang ada di depan kita, kita enggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. So it would be better for us to .. Hati-Hati.

Namun, sayangnya kehati-hatian kita yang merupakan sebuah kebijaksanaan bagi kita .. sering dianggap sebagai sebuah kebodohan oleh orang dunia. Mereka ngomong, “Ngapain lo setiap minggu ke gereja?” “Elu ngapain ikut kelompok sel? Enggak ada kerjaan lain apa? Pake ikutan bible study pula.”

Well mungkin kalian bukan tipe orang yang enggak ekstrim. Enggak ngerokok, enggak buka2 situs yang ‘aneh’, gaya pacarannya enggak ekstrim. Tapi .. kadang sesuatu yang bodoh enggak harus ada karena kita melakukan sesuatu yang bodoh.

Ciri-ciri orang bodoh, bijak, dan bebal.

Bodoh:
1. Tau mana yang benar dan yang salah, tapi pilih yang salah.
2. Ga punya standar sikap / perilaku.
3. Langsung melakukan apa yang dirasakan atau impulsif.
4. Go with the flow dengan emosi (dikuasai perasaan).
5. Sering tidak punya penjelasan atas tindakannya.
6. Melakukan sesuatu tanpa pikir akibat / konsekuensi.
7. Ga mau dengar nasihat, selalu merasa benar.
8. Berakhir dengan ‘trouble’ dan bingung.
9. Hasilnya: merugikan, menderita, sakit, hancur.

Sementara bijak merupakan lawan dari semua yang ada di atas tadi.

Bebal / stubborn:
1. Bertindak lebih jauh dari si bodoh ditambah suka mengkritik si bijak.
2. Mengejek orang yang berbuat bener.
3. Sombong / sok pintar.
4. Selalu membuat keputusan yang jauh dari bijaksana.
5. Keputusan2nya membawa kepada kehancuran diri.

So, memilih pacar itu bukan soal bener atau salah. Tapi soal, “Is this wise for me .. is it wise for me to choose him / her.” Kalo ditanya bener atau salah, karena enggak menjamin .. karena batas antara salah dan benar itu biasanya tipis. Akan lebih efektif jika kalian bertanya, “Apakah bijaksana bagi saya atau tidak.”
Sama juga dengan hal2 yang simple, seperti memilih sekolah misalnya. Atau soal pelayanan kalian. Bijaksana enggak kalian ada di dalam satu pelayanan, tapi sebenernya kalian ga suka sama pelayanan kalian, kalian melakukannya cuma supaya dipandang baik oleh orangtua dan temen2.

So, what is the wisest thing for me to do???
Itu yang harus jadi pertanyaan kalian mulai sekarang ketika kalian dihadapkan pada sebuah pilihan atau kesempatan. Jangan sampai kalian salah mengambil keputusan, karena resiko yang kalian terima nantinya kalian juga yang akan merasakan, bukan orang lain, bukan orangtua, bukan saudara, bukan temen2.

Amsal 9:10
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.

Jadi supaya kita mendapat hikmat, supaya kita bijaksana .. kita harus takut akan Tuhan. Enggak perduli kita udah lahir baru atau belum, tapi kalau kita enggak takut akan Tuhan .. kita enggak jadi dewasa dalam Kristus. Dan enggak cuma takut akan Tuhan, kita harus lebih mengenal lagi Dia .. supaya pengertian2 yang ada pada kita merupakan pengertian2 yang datangnya hanya dari Dia.

Amsal 3:5
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Bahasa Indonesia Sehari-hari:
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan jangan mengandalkan pengertianmu sendiri

Tidak ada komentar: